“Persiapan Pelaksanaan Ujian Nasional
di SMP Negeri 16 Bogor”
PEMBAHASAN
2.1 Profil Sekolah
Nama Sekolah : SLTP Negeri 16 Bogor
Alamat Sekolah : Jalan Kayumanis Kel. Kayumanis Tanah Sareal
Kota Bogor
No. Telpon : (0251) 7533392 dan 7538492
No. Rekening : 0001674161100 atas nama SMP Negeri 16 Bogor
N S S : 20.1.02.61.06.035
Kepala Sekolah
a. Nama Lengkap : ROKHMAT, S.Pd.
b. N I P : 131 268 345
1. Kondisi Siswa
a. Rasio Siswa yang diterima dan Pendaftar
a. Rasio Siswa yang diterima dan Pendaftar
Tahun Pelajaran | Jumlah Siswa | Rasio Siswa Kelas I Yang diterima dan Pendaftar |
2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007 2007/2008 | 1098 1040 1034 1012 1014 | 374/575 359/460 364/579 364/657 396/479 |
b. Keadaan NEM/testing Siswa Baru Kelas I
Tahun Pelajaran | Jumlah Siswa | NEM/NUS Tertinggi - Terendah | Rataan | Keterangan |
2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007 2007/2008 | 374 359 364 364 376 | 40,60 – 29,75 45,40 – 29,70 40,90 – 35,75 43,65 – 33,30 34,25 – 21,10 | 32,71 33,88 38,48 35,94 24,34 | |
2.2 Profil Narasumber
Nama : Drs. Tatang Fauzi Kadir
Tempat Lahir : Tasikmalaya
Tanggal Lahir : 24 Maret 1965
NIP : 131961762
Riwayat Pendidikan :
1. SDN Kiarajangkung No 1 Tasikmalaya
2. SMP Negeri Condong Tasikmalaya
3. SGON Tasikmalaya
4. IKIP Negeri Yogyakarta
Jurusan Pendidikan Olahraga
Riawayat Pekerjaan :
1. Tahun 1991 diangkat sebagai Guru di SMP Negeri Parungpanjang Kab.
2. Tahun 1994 Mutasi ke SMP Negeri Semplak ( SMP Negeri 16 Kota Bogor)
3. Tahun 1995 s.d 2005 diangkat sebagai PKS Kurikulum
4. Tahun 2007 s.d sekarang diangkat lagi sebagai PKS Kurikulum
2.3 Pelaksanaan Observasi
Hari/Tanggal : Senin, 2 Maret 2009
Sabtu, 14 Maret 2009
Senin, 16 Maret 2009
Narasumber : Drs. Tatang Fauzi Kadir
Pembantu Kepala Sekolah bidang Kurikulum
Tempat : SMP Negeri 16
Teknik pengumpulan data yang saya gunakan dalam kegiatan observasi ini yaitu metode wawancara, dengan memberikan beberapa point pertanyaan yang selanjutnya dijawab satu-persatu secara bergantian oleh Bapak Tatang. Beliau memberi penjelasan dan saya mencatat penjelasan-penjelasan penting yang saya butuhkan sebagai data dalam laporan observasi ini. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana persiapan sekolah dalam menghadapi Ujian Nasional pada akhir April nanti.
Observasi pada hari pertama, saya melakukan wawancara dengan narasumber Bapak Tatang Fauzi Kadir selaku PKS Kurikulum di SMP Negeri 16
Hal ini tidak bisa selesai dilaksanakan dalam 1 hari dikarenakan kesibukan narasumber yang mengajar dan mengurus persiapan-persiapan UN terutama persiapan untuk TUC yang akan dilaksanakan untuk ketiga kalinya pada akhir Maret dan merupakan TUC terakhir sebelum menghadapi UN akhir April 2009 nanti.
2.4 Laporan Hasil Observasi
Dalam wawancara bersama narasumber, beliau mengatakan bahwa Ujian Nasional (UN) bagus dan memang perlu dilaksanakan sebagai standarisasi pendidikan, namun tetap UN jangan dijadikan sebagai vonis kelulusan peserta didik. Karena dengan keadaan negara
Pelaksanaan UN pada tingkat Sekolah Menengah Pertama akan dilaksanakan pada tanggal 27 sampai 30 April 2009. Selain Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika, UN untuk siswa SMP ditambah dengan mata pelajaran IPA. Penambahan mata pelajaran IPA sudah berlangsung sejak UN tahun lalu. Dengan penambahan ini, menjadi tantangan tersendiri bagi guru untuk dapat lebih bekerja keras dalam membangun pendidikan. Soal-soal UN terbagi menjadi dua paket yaitu paket soal A dan soal B. Dalam UN siswa dalam 1 kelas terdiri dari 20 orang yang mendapat soal A dab B secara bersilang. Sehingga kedudukan dengan soal yang sama yaitu secara horizontal, tidak bersebelahan kanan dan kiri.
Pengawas dalam pelaksanaan UN yaitu diawasi oleh guru-guru dengan sistem silang antar sekolah berdasarkan sub rayon SMP
Standar kelulusan (SKL) UN tahun ini yaitu sebesar 5,50 naik 0,25 dari UN tahun 2008 lalu. Dari masing-masing mata pelajaran yang diujikan tersebut nilai rata-rata minimal 4,25, dan boleh terdapat nilai 4,00 asalkan akumulasi perolehan nilai rata-rata dari enam pelajaran yang diujikan minimal mencapai 5,50. Kendati demikian, nilai 4,00 tersebut hanya diperbolehkan maksimal pada dua mata pelajaran.
Untuk menghadapi UN SMP Negeri 16 sudah melaksanakan persiapan-persiapan sejak tahun lalu. Sekolah ini mengikutsertakan siswa-siswi kelas 3 yang terdiri dari 9 kelas. Dan sudah dilakukan pendataan ulang ketika naik ke kelas 3 yaitu dengan mengisi data base siswa dan dipastikan sudah tidak ada kesalahan nama, tempat tanggal lahir, maupun keterangan-keterangan lainnya. Data tersebut kemudian akan dikirimkan ke pusat sebagai data perserta UN.
Persiapan-persiapan dalam akademik mengahadapi UN diantaranya yaitu dengan mengadakan pengayaan Selain itu juga diadakan pengayaan, pemetaan dan pemahaman akan bahan ujian dan juga melaksanakan Tes Uji Coba (TUC) agar siswa mendapat gambaran tentang pelaksanaan UN. TUC sudah dilaksanakan dua kali, yang pertama pada 4-5 November 2008, TUC kedua pada 14-15 Januari. Dari hasil TUC ini maka siswa yang masih dinyatakan belum lulus akan diberikan pengayaan lebih dalam lagi mengenai materi yang akan diujiankan tersebut. Dilihat dari pelaksanaan TUC pertama pada November tahun 2008 lalu, siswa-siswi yang dianggap belum lulus dapat diberi pengayaan lebih. Dari hasil TUC ini dapat dijadikan sebagai ukuran sejauh mana siswa-siswi memahami mata pelajaran yang akan diujikan dalam UN.
Dalam persiapan pelaksanan UN ini tentunya menemui kendala-kendala yang datang dari pihak siswa, guru, maupun sekolah. Kendala-kendala tersebut diantaranya yaitu :
- Siswa yang kurang motivasi dalam menghadapi UN sehingga mereka terkesan terlalu santai dalam persiapan mengahadapi UN nanti. Padahal seperti diketahui bahwa soal-soal yang diujikan berasal dari pusat dan bukan soal yang mudah dipecahkan. Dari hasil TUC masih tetap mata pelajaran matematika yang bisa menjadi sandungan peserta didik. BUkan hanya dari faktor soal namun para peserta ujian cenderung sudah nervous atau gugup ketika akan mengerjakan soal, sehingga proses dalam mengerjakan menjadi terganggu dan tidak maksimal.
- Dari segi guru yaitu sulitnya pengatuan jadwal, dimana guru terkadang tidak hanya mengajar di satu sekolah, tetapi ada yang merangkap mengajar di sekolah lain dan ada juga yang mengajar di tempat les privat atau bimbingan belajar. Hal inilah yang kadang membuat pengaturan jadwal menjadi kendala tersendiri, guru harusnya memiliki komitmen untuk memenuhi jadwal untuk memepersiapkan perserta didik untuk menghadapi ujian.
- Masalah yang sering timbul dalam persiapan UN di sekolah yaitu masalah pendataan siswa yang akan mengikuti UN dimana sering terjadi kesalahan baik identitas peserta didik maupun kesalahan pengetikan data. Sehingga data yang sekolah harus kirimkan ke pusat tidak dapat diproses dengan cepat. Dan kadang dilakukan berulang-ulang sehingga tidak efektif dan efisien.
Pendistribusian soal dibogor ada dua rayon. Soal diambil ketika pagi hari saat akan UN dan langsung dikumpulkan kembali ke rayon pada saat selesai dikerjakan oleh peserta didik. Cara ini diharapkan akan mengurangi kecenderungan untuk berbuat tidak jujur.
Strategi-strategi yang dilakukan oleh sekolah dalam menghadapi UN yaitu :
- Dari segi akademis sekolah mengadakan pengayaan tentang materi-materi yang akan diujikan serta melakukan TUC di sekolah untuk mengetahui sejauh mana peserta didik mengusai materi yang akan diujikan. Dengan dilakukan pengayaan tambahan merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk menghadapi soal-soal ujian, sehingga nilai yang terlihat kurang memuaskan pada saat TUC dapat diperbaiki.
- Bagi para guru dianjurkan untuk lebih memahami dan mendalami materi esensial yang ada dalam soal-soal UN.
- Dari segi spiritual tentunya dengan berdoa. Seperti diadakan pengajian di Mesjid pada pagi hari bagi yang beragama Islam.
Harapan ke depan dalam pelaksanaan UN yaitu :
- UN dilaksanakan tetapi dengan catatan bahwa UN jangan dijadikan unsur untuk menjudge/menghakimi peserta didik. Dan jangan dijadikan satu-satunya tolak ukur dalam kelulusan. Namun dilihat juga dari unsur-unsur lainnya, dimana sarana dan prasarana maupun lingkungan sekolah yang berbeda-beda.
- Dijadikan sebagai bahan seleksi untuk jenjang yang lebih tinggi.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pasal 68, pelaksanaan ujian nasional bermaksud agar hasil UN dijadikan sebagai pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan, sebagai dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, sebagai penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan, dan sebagai pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hal-hal ini sebenarnya tidak menuai protes oleh berbagai kalangan. Yang sering mendapat kritikan keras yaitu ketika keberadaan UN dijadikan salah satu penentu kelulusan anak didik yang menempuh ujian. Tampaknya memang tidak adil bila suka duka seorang siswa selama tiga tahun hanya ditentukan oleh ujian selama tiga atau empat hari.
Selain penilaiannya kurang komplit UN bagaikan vonis mematikan yang tidak bisa ditawar-tawar. Andaikan UN tidak dijadikan salah satu penentuan kelulusan, pelaksanaannya hanya sekadarnya. Siswa dan komunitas pendidikan tidak greget, dan hal ini tidak seimbang dengan besaran biaya penyelenggaraan UN yang tidak sedikit. Fakta inilah yang tampaknya mengilhami pemerintah menjadikan UN sebagai penentu kelulusan seorang siswa. Secara teoritis UN hanya digunakan sebagai salah satu faktor penentuan kelulusan, namun dalam realitas UN merupakan satu-satunya penentu kelulusan. Sampai saat ini belum terdengar siswa tidak lulus gara-gara ujian sekolah (US) yang jelek. Mayoritas tetap bertumpu pada keberhasilan UN dan persoalan
3.2 Saran
Sekolah sebaiknya tidak menganggap UN sebagai beban, melainkan sekolah mestinya mempunyai pemikiran agar lulusannya adalah lulusan yang mempunyai segudang keunggulan, bukan sekedar lulus UN saja. UN sebagai salah satu alat evaluasi peserta didik agar dapat dikaji lebih baik lagi melihat segala unsur yang ada.
1 komentar:
salam kenal.. q tertarik sm semua tulisannya.bagus2..
visit me , moon_alone17@yahoo.com
Posting Komentar
Leave a comment here...